Selasa, 23 September 2014

MY DESTINY ( CHAPTER 1 )

Tittle         : My Destiny { Chapter 1 }
Genre        : Fantasy
Length       : Chapter
Main Cast  : Cho Kyuhyun as Aedes
                      Hong Young gee as Aeris
                      Lee Donghae as Meander
Other cast  : temukan sendiri
Author       : dewi
Rated         : General
Facebook   : Dewi Ariyanti Puspita S
Twitter       : @dewiari26
Blog           : dewiariyanti13elf.blogspot.com
Disclaimer : Cerita ini adalah fanfiction , fanfiction merupakan cerita fiksi yang ditulis      berdasarkan   kisah, karakter , dan setting yang sudah ada . penggunaan tokoh bukan untuk merusak karakter asli tokoh , tetapi karena kecintaan terhadap tokoh-tokoh tersebut .
Warning     : Typo bertebaran dimana-mana , tidak menggunakan EYD yang tepat dan sebagainya , harap dimaklumi .



                                                               ****




-----happy reading guys------



“Apa yang aku lakukan jika takdirku berbeda dari yang aku inginkan ? apa yang terjadi jika 
 aku menentang takdir ?”


Pertannyaan itu terus muncul di pikiran Aeris sang putri cahaya . Entah mengapa pertannyaan itu terus menerus muncul dibenaknya. Di atas istana nan megah itu tepatnya didalam kamarnya , Aeris terus memandang langit yang sangat cerah disiang itu melalui jendela kamarnya yang besar . Langit memang sedang sangat cerah , tapi sayang hatinya tak secerah langit yang ia pandang, entah mengapa hatinya bisa segundah ini .



“Kakak , apa kakak ada didalam ?” tanya Rhea adik Aeris yang berada di balik pintu kamar Aeris.


“iya adikku, aku berada di dalam. Ada apa?” jawab dan tanya Aeris pada Rhea .


“kakak apa kakak tidak menyuruhku masuk ? apa aku harus berdiri terus seperti patung , menunggu kakak membukakan pintu untukku .”


“ahahahh.... maafkan aku Rhea, masuklah .” perintah Aeris pada Rhea adiknya.


Setelah Rhea membuka pintu kamar Aeris, Aeris sudah berdiri dihadapan Rhea dengan anggunnya. Aeris sang putri cahaya begitu anggun seperti biasanya , menurut pandangan Rhea  dan mungkin seluruh rakyat negri cahaya berpendapat sama dengannya. Aeris yang menggunakan gaun biru panjang yang membuatnya semakin cantik. Berbanding terbalik dengannya yang selalu memakai pakaian yang tidak menunjukkan bahwa dia adalah seorang putri, dan itu mampu membuat ia selalu tertawa. Bahkan sang raja selalu berkata pada Rhea bahwa ia tidak tepat dikatakan sebagai adik Aeris sang putri cahaya .


“Rhea ada apa kau menghampiriku? Apa ada yang ingin kau katakan?” tanya Aeris pada Rhea dengan tangannya melambai-lambai di depan wajah Rhea, agar adiknya cepat menemukan kesadaran setelah jatuh kedalam lamunannya.


“Ah..mianhae kakak. Aku hanya ingin menyampaikan pesan dari ayah.” ucapnya .


“Pesan?”


“Ne,ayah ingin bertemu dengan kakak sekarang juga. Jadi ,ayah menunggu kakak di aula pertemuan.”


“Mwo? Ayah ingin bertemu denganku? Perihal apa ?”


“Mollayo, aku tidak tau sama sekali. Aku hanya diperintahkan untuk menyampaikan ini pada kakak."

Entah mengapa Aeris menjadi sangat takut jika harus mengingat sang raja atau tepatnya ayahnya menginginkan ia datang menemuinya. Ketakutan semakin besar ketika tempat yang ayahnya pilih untuk bertemu dengan putrinya adalah aula pertemuan. Dimana hanya hal yang tidak berdasarkan keluarga dibicarakan ditempat itu. ‘Apa ada hal yang besar yang akan dibicarakan?’... batinnya .


“kakak apa kakak melamun?” tanya Rhea pada Aeris dengan suara sedikit keras . 


“Maaf Rhea , aku tidak melamun dan maafkan aku juga karena tadi aku mengabaikan kehadiranmu.” Ucap Aeris dengan senyum khas miliknya .



“karena pesan dari ayah sudah aku sampaikan , kalau begitu aku undur diri dari hadapan kakak.”


                                                                    ******
 

----Aula Pertemuan----


Ketika ia sudah sampai di aula pertemuan itu , ketakutan Aeris semakin menjadi ketika ia melihat seluruh menteri menghadiri pertemuan itu. Bahkan sang raja sudah duduk di singgasana kebanggannya. Ketika ia tepat berada dihadapan sang raja, Aeris memberikan hormat kepada ayahnya dan para hadirin di aula pertemuan itu dengan membungkukkan badannya .


“Raja apa yang ingin anda katakan pada saya ?” ucap Aeris pada ayahnya.


“putriku didalam pertemuan ini kau tetap memanggilku dengan sebutan ayah , karena ini menyangkut dengan dirimu putriku. Sebab yang akan kita bicarakan di pertemuan ini adalah tentang masa depanmu.” Ucap sang raja .


“Masa depanku? Apa yang ayah katakan? Aku benar-benar semakin takut ayah !” ucap Aeris pada ayahnya itu.


“Aeris apa kau tau ramalan telah menentukan takdirmu. Dan kau tau siapa yang ramalan pilih untuk menjadi takdirmu dimasa depan?” tanya seorang ayah pada putrinya dengan lembut, tapi sayang suara lembut itu tidak membuat tatapan sang raja selembut suaranya.


“maafkan aku ayah, tapi apa benar ramalan itu sudah memilih takdir untukku . Dan siapa yang ramalan pilih untuk masa depanku ayah.?” Tanya Aeris pada sang ayah.

“Dia adalah Aedes sang pangeran kegelapan , pangeran yang sangat haus darah dibandingkan rakyatnya.” Seketika itu ruangan yang tadinya sepi menjadi sangat ramai dan bahkan sangat berisik . betapa terkejutnya Aeris ketika ia harus menerima takdirnya, takdir yang bahkan tidak pernah ia harapkan. 

“Apa maksud ayah, jadi takdirku adalah Aedes?”

“Benar putriku , dan kau harus menentang ramalan itu putriku  atau kedua bangsa akan hancur jika kalian bersatu.”

Ketakutan semakin menjadi ketika ia telah mengetahui semuanya, alasan sang raja ingin bertemu dengannya. Tapi ramalan itu tidak bisa ia tentang, bagaimapun juga itu adalah takdirnya,takdir yang sudah ditentukan untuknya. Dengan keberanian dan sedikit air mata yang ia keluarkan ia menegaskan pada ayahnya bahwa dia akan melakukan apa yang telah ramalan pilih .

“Ayah sebelumnya aku minta maaf tapi, aku tidak akan menghindar dari takdirku. Seberapa besar aku menjauh , aku yakin suatu saat aku akan terjebak kedalam takdir itu. Jadi, aku akan tetap menjalankan takdir itu walupun nanti aku tetap hidup atau aku harus mati. Kalau begitu ayah aku harus mengundurkan diri dari hadapanmu,permisi”. Ucapnya dengan membungkukkan badan di depan ayahnya itu. Belum sempat ia membalikkan badan sang raja sudah berteriak.    
 

“Aeris berhenti ditempatmu, kau lancang menentang perintah dari seorang raja.” Teriak raja kepada Aeris dengan amarah yang luar biasa memuncak di hatinya . Aeris yang mendengar amarah ayahnya segera membalikkan badannya.


“bagaimanapun juga raja kau adalah ayahku. Tapi, yang menentang perintah adalah anda rajaku yang terhormat.” Ucapnya menegaskan kepada ayahnya .

“Apa maksudmu Aeris ? ayah tidak merasa menentang perintah !” tegasnya tidak mau kalah dari sang putri .

“Apa ayah benar-benar merasa tidak menentang perintah? Ayah sudah menentang perintah dari sebuah takdir melalui ramalan itu ayah. Jadi, ayah biarkan aku tetap melakukan apa yang telah takdir pilih untukku, mungkin itu yang terbaik.” Ucapnya pada sang ayah didepan para menteri dan anggota keluarga kerajaan Aeris berani berkata seperti itu, sungguh keberanian luar biasa .

“Aeris tapi ayah melakukan ini untukmu , untuk kebaikanmu dan karena ayah takut kehilanganmu putriku.”

Tanpa diduga suara sang raja yang tadinya tegas , tiba-tiba saja berubah menjadi parau seperti itu. Entah kenapa Aeris menjadi bersalah karena membuat ayahnya merasa sedih seperti itu. Tapi Aeris sekarang berada di ambang kebimbangan karena dia harus memilih untuk mengikuti perintah ayahnya apa harus menaati apa yang telah takdir pilih melalui perantara ramalan itu . tiba-tiba sang raja angkat bicara kembali untuk memberi keputusan terbaik pada putrinya itu .


“Baiklah putriku apapun yang ingin kau jalankan , jalankanlah jika menurutmu itu yang terbaik untukmu . Ayah akan selalu berdiri di belakangmu jadi apapun rintangannya laluilah dengan ketabahan hati . hanya itu yang bisa ayah ucapkan untukmu.”

Ucapan sang raja membuat hati Aeris tersentuh , hingga butiran bening itu mampu keluar dengan sendirinya tanpa ia suruh. Inilah alasan ia selalu bangga dengan ayahnya , sang ayah selalu bijak dalam mengambil keputusan walaupun terkadang keegoisannya mengalahkan kelembutan hatinya. Mungkin inilah alasan sang ratu atau lebih tepatnya ibunya sangat mencintai ayahnya hingga saat ini. Terkadang ia berfikir apa jadinya jika dia bukan terlahir sebagai putri cahaya , mungkin ia tidak akan mendapatkan orang tua sebaik mereka.

“terimakasih ayah , ayah selalalu mendukungku aku sangat menyayangi ayah . ayah, kau tidak perlu khawatir , percayalah kalau putrimu ini mampu menjalankannya dan mampu merubah takdir ini menjadi apa yang aku inginkan.”

Setelah Aeris memberi hormat pada ayahnya itu ia kembali pergi menuju ke istana utama untuk menuju kekamar tidurnya. Sang raja hanya mampu melihat kepergian anaknya yang semakin menjauh dari hadapannya dengan perasaan takut sekaligus bangga pada Aeris karena mau menerima apa yang telah menjadi takdirnya. ‘Putriku kau memang seorang putri sejati karena kau menggambil keputusan yang sangat besar. Ayah bangga padamu sehingga aku harus mempercayai keberanianmu itu putriku.’ Batin Totios sang raja.


Dalam langkahnya menuju istana utama , Aeris menyempatkan untuk melihat kelangit dan ternyata sinar mentari telah digantikan oleh gelapnya malam. Aeris ingin sekali melihat langit malam dan memandang hutan demos lebih lama lagi tapi, ia tidak ingin berlama-lama diluar karena entah mengapa udaranya menjadi sangat dingin. Dan ia juga harus segera tidur karena besok ia dan Rhea akan berjalan-jalan didalam hutan demos untuk mencari kacang almond untuk membuat pelembab kulit karena musim panas akan segera datang .

                                                                    ******

 

Dilain tempat dinegeri kegelapan seorang pria bertubuh tegap, berkulit putih pucat tengah melihat langit yang telah merubah warnanya menjadi warna kesukaannya yaitu warna hitam. Dibelakangnya berdiri seorang pria yang memiliki tubuh yang tegap dan kulit putih pucat sepertinya bahkan ia memiliki paras yang tidak jauh berbeda dari pria itu.

“Aedes, apa kau tidak lupa hari ini kita akan melakukan patroli.” Ucap pria itu pada Aedes, pria yang sedari tadi berdiri menghadap langit dia adalah Aedes sang pangeran kegelapan dan pria yang mengajukan pertannyaan padanya dia adalah Meander kakak dari Aedes.

“Apa ini sudah waktunya? Apa kita berpatroli untuk mencari mangsa atau hanya melakukan patroli rutin di hutan demos?” tanyanya pada sang kakak.

“iya ini sudah waktunya kita untuk melakukan patroli, dan kita tidak berpatroli untuk mencari mangsa karena persediaan bangsa kita masih cukup banyak . kita hanya melakukan patroli rutin di hutan demos hanya itu yang akan kita lakukan malam ini di hutan demos.”

“baiklah kalau begitu , tunggulah aku di aula kastil ini .”


 Seketika aura dingin semakin dingin ketika Aedes menampakkan wajahnya. Semua orang pasti tidak menyangka pria setampan Aedes adalah salah satu pemangsa dari negeri kegelapan yang bahkan ketampanannya mampu membuat mangsanya terjatuh kedalam dekapannya. Sudah banyak rakyat dari negeri cahaya menjadi mangsanya , ketika mereka masih berada didalam hutan demos. Rakyat bangsa cahaya bekerja didalam hutan itu ketika siang hari, dan mereka yang masih berada didalam hutan itu pada malam hari akan menjadi mangsa bangsa kegelapan. Walaupun hutan Demos adalah hutan netral dimana didalam hutan itu tidak boleh ada pertumpahan darah.

Tapi, bangsa kegelapan memiliki cara yang sangat cerdik untuk menikmati mangsanya. Mereka akan membawa mangsanya dalam keadaan pingsan karena ramuan yang mereka buat untuk membuat mangsa mereka kehilangan kesadaran ke negeri kegelapan. Dan itu adalah cara yang paling tepat agar tidak terjadi pertumpahan darah di hutan Demos sehingga hutan itu tetap menjadi hutan yang netral, memang sangat cerdik.

Semua orang didalam aula itu seketika matanya tertuju pada Aedes yang datang dengan gagahnya, Aedes bisa dikatakan menjadi yang sangat populer di negri kegelapan dibandingkan Meander kakaknya dan itu selalu dijadikan Aedes untuk mengejek Meander sang kakak.


“kakak coba kau lihat mata mereka sepertinya mereka mengagumi kegagahanku. Oh atau mereka terpana dengan ketampananku?” bisiknya pada Meander dan Meander hanya membalasnya dengan senyuman tapi....

“kenapa kau selalu merasa seperti itu adikku? Apa kau bodoh atau kau memang tidak merasa terbebani sedikitpun dengan apa yang telah ayah beritau padamu? Tentang ramalan itu, mereka memandangmu karena mereka merasa kau terlalu santai menghadapi semua ini.” Ucapnya, Aedes bukannya merasa takut apa khawatir ia malah menertawai nasibnya sendiri.

“ahahahha... untuk apa aku terbebani , yang ada aku harus bersyukur karena takdirku harus bersama dengan putri Aeris. Bukankah putri dari negeri cahaya itu adalah putri yang sangat cantik ? itu yang aku dengar dari para penjaga yang tanpa sengaja pernah melihatnya dari kejauhan.
Bahkan mungkin kau akan menyukai putri Aeris ketika kau melihatnya.” Ucapnya dengan bangga dan ucapannya itu mampu membuat Meander terkejut.

“Aedes kau benar-benar adikkku yang sangat bodoh, kau sebenarnya tidak pantas dijadikan seorang pangeran jika kau ingin tau karena tampangmu yang tampan dan terlihat seperti orang yang memiliki kecerdasan jadi ayah membuatmu menjadi seorang pangeran.” Ucapnya dan mampu membuat Aedes tertawa . ketika Aedes bercanda atau berbicara dengan Meander dia akan telihat seperti seorang yang ramah dan akan terjauh dari imejnya yang dikatakan sebagai pemangsa terkejam. Tapi ketika ketenangannya terganggu ia akan menunjukkan imej kejamnya itu.

Ketika mereka sudah berada didalam hutan Demos dari atas pohon yang paling tinggi dihutan itu Aedes memandang jauh kearah istana yang megah itu berharap sang putrri sedang berdiri dan memandang hutan itu agar ia dapat melihat paras cantiknya .

“Putri Aeris aku ingin segera bertemu denganmu, takdir terindahku.”

Dengan rasa penasaran yang memuncak didalam hatinya akan paras dari putri cahaya . Aedes segera turun dari puncak pohon itu, dan segera menuju istana utama dimana sang putri tinggal. Tanpa sepengetahuan dari sang kakak meander dan para prajurit ia terus berjalan mendekat ke arah perbatasan hutan demos dan kerajaan bangsa cahaya. 


Ketika ia telah sampai di depan gerbang kerajaan bangsa cahaya . Aedes segera menuju istana utama , tapi ketika ia akan melangkahkan kakinya untuk masuk ke kerajaan . Ia harus menghentikan langkahnya karena ada 5 orang penjaga yang menjaga gerbang tersebut . Tekad Aedes yang sudah bulat untuk melihat paras cantik sang putri. Membuatnya harus memutar otak sehingga ia memutuskan untuk menaiki benteng yang tinggi itu.

Rencananya membuahkan hasil, Aedes dapat masuk dengan mudahnya kedalam daerah kekuasan totios. Daerah itu sangat sepi ketika malam datang. Hanya para penjaga yang berlalulalang di malam yang dingin itu . Aedes terus melangkahkan kakinya untuk menuju ke istana utama. Belum sampai ia melangkah menuju istana utama seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

“Maaf tuan apa yang anda lakukan diluar jam malam ini? Dan mengapa badan tuan begitu dingin?” tanya penjaga pada Aedes .

Entah apa yang harus ia jawab, tapi sepertinya penjaga ini tidak mengenalinya . Bahwa ia adalah pangeran kegelapan. ‘ jam malam? Apa dinegeri cahaya ini diberlakukan jam malam ? sungguh negeri yang sangat rumit. Tapi apa yang harus aku jawab untuk meyakinan penjaga ini? ’ batinnya bertanya.

“Tuan , ini sangat tidak baik kalau anda keluar ketika jam malam seperti ini. Karena bangsa kegelapan sedang berpatroli rutin didalam hutan demos.”

“tapi aku hanya ingin membuat badanku menjadi hangat dan mengeluarkan keringat. Bukankah anda tau kalau badanku sangat dingin? lagipula aku tidak akan berjalan menuju hutan demos tuan. Aku hanya akan berjalan berkeliling mengitari istana sang putri. ” ucapnya meyakinkan sang penjaga. 

Hatinya bergetar menunggu jawaban dari penjaga itu. Apakah sang penjaga percaya akan kata-katanya atau dia akan curiga dan akan menangkapnya. Tapi jika penjaga itu tidak mempercayai kata-katanya dengan terpaksa Aedes harus membunuh penjaga itu. 


“baiklah tuan , tapi dengan satu syarat ketika lonceng sudah berbunyi segera kembali kerumah anda.”

Hatinya berteriak akan kemenangan yang ia peroleh dari jawaban sang penjaga . tapi sejujurnya hatinyapun menangis karena apakah ia mampu melihat paras cantik sang putri atau tidak. Karena selama ini ia hanya mendengar dari penglihatan orang lain ,bukan melihat dengan matanya sendiri. Walaupun begitu , ia memberanikan diri bertanya pada sang penjaga dari kelima jendela diistana itu mana yang merupakan kamar sang putri.

“Tuan apakah aku boleh bertanya ?” ucap Aedes pada sang penjaga .

“Tentu, apa yang ingin anda tanyakan pada saya tuan?” 

“Karena anda adalah parajurit dari kerajaan ini tentu anda tau dari kelima jendela yang menghiasi istana itu, mana yang merupakan jendela kamar dari putri Aeris? “ tanya Aedes tanpa ragu pada sang penjaga.

“Oh apa kau benar-benar ingin mengetahuinya? Sebenarnya tidak sulit untuk mencari yang mana jendela kamar putri Aeris.”


“Benarkah? Apa tidak sesulit itu tuan?” 

“Benar, putri Aeris sangat menyukai pemandangan di hutan Demos. Sehingga ketika ia terbangun dari tidurnya sang putri akan melihat ke arah hutan Demos”. Ucap sang penjaga kepada Aedes.

Entah karena ucapan sang penjaga yang terlalu rumit, atau karena Aedes yang tidak mengerti akan ucapan sang penjaga. Aedes hanya menatap sang penjaga dengan tatapan bingung. 

“Apa tuan tidak mengerti dengan arah pembicaraan saya? “ tanya sang penjaga pada Aedes.

“Ya! Saya tidak mengerti sama sekali. Apa anda bisa langsung keinti dari pembicaraan ini?” ucap Aedes dengan amarah yang ia tahan.

“Baiklah, lihat ke arah barat. Jendela itu adalah jendela yang hingga sekarang lampunya masih terjaga itu adalah kamar sang putri. Sebelum ia tidur ia akan membaca sebuah buku karena itu adalah rutinitas rutin sang putri tuan.” Ucapnya menjelaskan kepada Aedes.

“Sekarang saya mengerti, kalau begitu terimakasih atas penjelasannya dan saya undur diri.”


                                                            ******* 


Aedes kembali melangkahkan kakinya menuju arah istana. Ternyata diistana utama penjagaan tidak terlalu ketat sehingga ia mampu berjalan dengan santainya ke arah jendela kamar sang putri. Ketika Aedes tepat berada dibawah jendela sang putri, Aedes kembali memikirkan cara untuk dapat melihat sang putri didalam kamarnya itu. Aedes segera menaiki pohon yang berada tidak jauh darinya dengan penuh semangat dan hati yang berdebar-debar.


Sesampainya didepan jendela sang putri , mata Aedes terpana dengan kecantikan Aeris yang sedang membaca buku dimejanya. Ternyata apa yang dikatakan penjaga di istananya semuanya benar. Bahwa sang putri cahaya benar-benar cantik. Bahkan sekarang Aedes ingin segera memiliki Aeris agar sang putri tidak akan bisa menjadi milik siapapun selain dirinya. Sekarang yang ada dibenaknya hanya Aeris , walaupun ia tau jika suatu saat ia dan Aeris bersatu mungkin banyak yang akan menentangnya.

Tapi ia akan berusaha semampu mungkin agar semua orang baik bangsa kegelapan ataupun bangsa cahaya bisa menerima cinta mereka berdua. Tapi bukan maksud Aedes egois akan cinta yang mulai tumbuh dihatinya dan tidak mementingkan kekhawatiran yang muncul dikerajaannya. Tapi ia hanya ingin membuktikan bahwa apa yang dikatakan ramalan tentang takdir mereka itu salah. Aedes akan membuktikan bahwa ketika ia bersatu kutukan ini akan musnah , karena ia percaya bahwa cinta sejati itu mampu menghancurkan kutukan bagi kedua bangsa ini. 

Kebenaran yang tersembunyi dari kedua bangsa ini ialah sebenarnya dulu bangsa kegelapan dan bangsa cahaya adalah bangsa yang damai. Bangsa kegelapan bukan bangsa yang takut akan sinar matahari, dan bangsa cahaya bukan bangsa yang takut keluar ketika malam hari. Semua itu berubah ketika pangeran Aeden dan putri Krisya bersatu dan cinta mereka harus terkubur dengan kutukan yang menyebabkan perbedaan itu.


Ketika kutukan itu muncul putri Krisya harus mati ditangan Aeden karena kutukan itu membuat sang pangeran menjadi sangat haus darah. Tapi entah mengapa setelahnya Aeden pun meninggal. Sungguh takdir yang sangat rumit diantara mereka. Sehingga bangsa kegelapan dan bangsa cahaya menjadi musuh bebuyutan hingga sekarang. Kutukan ini membuat kedua bangsa ini menjadi bangsa yang bertolak belakang.

Aedes terus memandang sang putri dengan takjubnya. Tanpa ia ketahui ternyata Aeris juga sedang menatapnya dengan takjub. Aeris berjalan mendekati jendela kamarnya dan sesegera mungkin membuka jendela kamarnya. Dan hal itu membuat Aedes terkejut karena kini pandangan mereka bertemu dengan jarak hanya lima langkah dari pohon itu.

“Siapa kau dengan beraninya mengintip jendela kamar seorang putri?” tanya Aeris pada Aedes.

Entah mengapa Aedes menjadi diam membisu tanpa mampu mengucapkan satu katapun. Walaupun ia berusaha agar ada kata yang mampu keluar dari mulutnya tetap saja itu tidaklah mudah. Karena hatinya berdetak dengan kencang dan ini adalah kali pertamanya ia melihat paras cantik sang putri dengan begitu dekatnya. 


“Hai, apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan. Apa aku harus memanggil penjaga agar kau dihukum karena lancang mengintip putri dari negeri ini.”

“Eh... jangan lakukan itu kumohon aku melakukan ini karena permintaan dari istriku.” Ucapnya bohong agar ia tidak ditangkap oleh penjaga.

“Istri anda? Kenapa istri anda meminta permintaan yang sangat mengancam keselamatan anda?”

“Yang mulia putri istri saya sedang mengandung tentu ia akan meminta hal yang sangat aneh kepada suaminya, suatu saat anda juga akan merasakannya.” Bohongnya sekali lagi kepada Aeris.


“Apa benar ? apa semua yeoja akan merasakan itu ketika mengandung” tanya Aeris pada Aedes.

“Tentu putri.”

“Tapi apa mungkin aku bisa merasakan hal itu? Karena mungkin saja aku tidak akan pernah bisa merasakan mengandung. Karena kau tau aku akan beersatu dengan Aedes sang pangeran kegelapan. Mungkin ketika aku bersatu dengannya aku akan menjadi mangsanya.”

Seketika ucapan Aeris membuat hati Aedes menjadi sedih, apa itu yang ada dipikirannya. Setakut itukah Aeris padanya , sehingga ia tidak mengharapkan untuk bersanding dengannya. Entah mengapa ia menjadi sedikit marah tapi ia harus menahan amarah itu karena sekarang tidak ada yang tau kalau ia adalah sang pangeran kegelapan yang menyelinap masuk ke dalam kerajaan ini. 


“Putri, aku percaya suatu saat anda bisa mengandung buah hati kalian. Karena tuan Aedes tidak sekejam itu. Bahkan anda tau putri ketika aku menjadi tawanan bangsa kegelapan tuan Aedeslah yang menyelamatkanku. Dan ia juga bahkan ketika diberitau oleh sang raja bahwa ia akan bersanding dengan anda ia bahkan sangat bersyukur. Asal anda tau putri dia telah melihat anda , melihat paras cantik anda putri. Dan dia bertekad akan memusnahkan kutukan ini sehingga anda tidak akan menyesali takdir ini. Itulah yang dinamakan cinta sejati putri.” 

Ucap Aedes panjang dengan kejujuran dari dalam hatinya dan sedikit kebohongan yang ia katakan agar Aeris dapat mempercayai cintanya. Cinta yang tulus yang telah tumbuh dari dalam hatinya, hati terdalamnya. Karena ia bersumpah mulai sekarang tanpa sepengetahuan Aeris ataupun jika suatu saat Aeris harus mengetahuinya ia bertekat akan menjadi perisai untuk Aeris. 

“Benarkah? Apa benar anda pernah menjadi tawanan bangsa kegelapan? Tapi bagaimana bisa Aedes melepaskan anda?”

“oh itu saya hanya mengatakan kalau saya memiliki istri yang sedang mengandung, dan saya juga berkata padanya bagaimana jika nanti ketika anak saya terlahir dia tidak memiliki ayah? Dan anak saya nanti akan merasakan iri kepada teman-temannya. Dan akan mengutuk kematian saya .”


“Jadi setelah anda bercerita seperti itu Aedes segera membebaskan anda?” tanya Aeris kembali.

“tentu, karena sebenarnya tuan Aedes memiliki sisi lembut didalam hatinya putri.”

“ahahahah... sisi lembut , baiklah dan terimakasih karena ceritamu tuan hatiku menjadi sedikit agak tenang. Lebih baik anda segera pulang karena lonceng akan segera berbunyi.”

Ketika Aedes sudah turun dari atas pohon itu dan akan berjalan kembali menuju hutan demos. Ia terus teringat akan kata-kata,tawa,dan wajah cantik Aeris yang ia lihat tadi. Kini Aedes sudah berada didalam hutan demos, penjagaan yang begitu ketat membuat Aedes harus menggunakan ramuan dari klannya agar para penjaga tertidur.


                                                                          ****** 


Dari kejauhan terlihat Meander yang tengah kebingungan dengan para prajurit bangsa kegelapan disampingnya. Dengan tampang tanpa dosa Aedes berjalan kearah Meander dengan senyum yang terus mengembang dibibirnya. Tanpa memperdulikan tatapan Meander yang menusuk. Ia terus berjalan ke arah sang kakak.


“Aedes dari mana kau ? kami sangat khawatir. Dari tadi kami mencarimu hingga mendekati perbatasan negeri cahaya.” Tanya Meander dengan nada marah sekaligus khawatir dengan keselamatan adik satu-satunya itu.

“Aku hanya berjalan-jalan didalam negeri cahaya dan menemui putri cahaya bahkan berbincang-bincang dengannya.” Jawab Aedes dengan santai .

“Mwo? Apa kau gila? Itu sangat berbahaya Aedes.” Ucap Meander dengan marah.

“Tapi sekarang kau tidak perlu khawatir kakak, aku sekarang ada dihadapanmu. Dan lagi aku sangat senang karena Aeris benar-benar cantik.”

“Aku tidak peduli, lebih baik kita kembali ke negeri kita. Atau sinar mentari akan membakar kita semua jika kita berada lama dihutan demos. Ini semua karena kamu”  

“ahahah ... aku yakin jika kau melihatnya mungkin kau juga akan terpesona dan akan melupakan semua pikiran itu.”

“diamlah Aedes.”

Sebelum Meander , Aedes dan para prajurit kembali ke negeri kegelapan. Meander terus melihat kearah istana dimana sang putri Aeris tinggal. Sejujurnya ia juga memiliki rasa penasaran yang luar biasa akan paras sang putri. Tapi entah mengapa ia selalu mengubur dalam-dalam rasa penasarannya itu. Tapi kini ia merasa kalau sekarang adiknya sangat beruntung karena telah melihat paras cantik Aeris.  

Pikirannya terus terngiang akan  ucapan Aedes tadi , entah mengapa ada perasaaan tidak ikhlas dalam hatinya. walaupun begitu ia tidak bisa mengartikan perasaan yang mengganjal dalam hatinya. Ia merasa tuhan tidak adil terhadap takdirnya. yang ia inginkan adalah sebuah cinta yang bisa membuat hatinya tenang, damai hanya itu yang ia inginkan. 

Setelah sekian lama ia menantikan sebuah cinta yang ia harapkan melalui perantara ramalan. ternyata tidak hanya tuhan yang tidak memihaknya ternyata ramalanpun begitu. Aedeslah yang mendapatkan cinta terlebih dulu dibandingkan ia sebagai seorang kakak. 

tidak hanya persoalan cinta yang membuat ia merasa tidak adil. Tapi tahta kerajaan, keluarga membuatnya merasa tidak adil. bagaimana tidak dia adalah seorang kakak tapi yang dinobatkan sebagai pangeran mahkota adalah Aedes. di keluarga Aedeslah yang diprioritaskan nomor satu oleh sang ayah. apa yang diinginkan sang adik selalu diberikan oleh sang ayah , tapi ketika Meander yang meminta justru disepelekan.

Hanya sang ibu yang dapat memberkannya perlakuan adil. Hanya kepada sang ibu Meander dapat menceritakan keluh kesahnya, mencurahkan keinginannya . Tapi sayang kini sang ratu telah meninggalkan meander untuk selamanya . sehingga ketidak adilan muncul didalam takdirnya.

"kakak apa kau sedang memikirkan ucapanku tadi? apa kau ingin melihat sang putri? bukankah sudah kukatakan jika kau melihatnya mungkin kau akan terpana."

"Aedes bisakah kau berhenti bicara . Kau membuatku pusing"

"baiklah".  


‘ Benarkah seperti itu? Jika aku melihat sang putri aku akan terpesona? Benarkah seperti itu? Tapi itu tidak akan terjadi karena selamanya bangsa cahaya adalah musuh dari negeri kami. Negeri kegelapan, karena ulah bangsa mereka kami bangsa kegelapan mendapatkan kutukan yang sangat menjijikan seperti ini. Aku bersumpah tidak akan merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan Aedes saat ini. ’ 



------------TBC---------------     

                                                          
Kepanjangan ga sih? Atau malah kependekan ? Jangan lupa ya buat ninggalin jejak , tapi gak ninggalin jejak gak papa ! ini merupakan karya iseng aku yang selalu terngiang-ngiang dipikiran aku , sebenernya masih ada lagi FF yang aku buat dan castnya donghae tapi bingung mau disebarin apa gak ? ini aja belum tentu responnya bagus... soalnya jarang ada yang suka sama ff genre fantasy. Biasanya juga bikin FF genre romance cuman kayaknya bikin yang genre fantasy sebuah tantangan tersendiri. jadi mohon bantuannya , tolong kasih saran :) RCL *Bow*