Tittle : My Destiny { Chapter 1 }
Genre :
Fantasy
Length : Chapter
Main Cast : Cho Kyuhyun as Aedes
Hong Young gee as Aeris
Lee Donghae as Meander
Other cast : temukan sendiri
Author
: dewi
Rated
: General
Facebook : Dewi Ariyanti Puspita S
Twitter
: @dewiari26
Blog : dewiariyanti13elf.blogspot.com
Disclaimer : Cerita ini adalah fanfiction ,
fanfiction merupakan cerita fiksi yang ditulis berdasarkan
kisah, karakter , dan setting yang sudah ada . penggunaan tokoh bukan
untuk merusak karakter asli tokoh , tetapi karena kecintaan terhadap
tokoh-tokoh tersebut .
Warning
: Typo bertebaran dimana-mana , tidak menggunakan EYD yang tepat dan
sebagainya , harap dimaklumi .
****
-----happy reading guys------
“Apa yang aku lakukan jika takdirku
berbeda dari yang aku inginkan ? apa yang terjadi jika
aku menentang takdir ?”
Pertannyaan itu terus muncul di
pikiran Aeris sang putri cahaya . Entah mengapa pertannyaan itu terus menerus
muncul dibenaknya. Di atas istana nan megah itu tepatnya didalam kamarnya ,
Aeris terus memandang langit yang sangat cerah disiang itu melalui jendela
kamarnya yang besar . Langit memang sedang sangat cerah , tapi sayang hatinya
tak secerah langit yang ia pandang, entah mengapa hatinya bisa segundah ini .
“Kakak , apa kakak ada didalam ?”
tanya Rhea adik Aeris yang berada di balik pintu kamar Aeris.
“iya adikku, aku berada di dalam. Ada
apa?” jawab dan tanya Aeris pada Rhea .
“kakak apa kakak tidak menyuruhku
masuk ? apa aku harus berdiri terus seperti patung , menunggu kakak membukakan
pintu untukku .”
“ahahahh.... maafkan aku Rhea,
masuklah .” perintah Aeris pada Rhea adiknya.
Setelah Rhea membuka pintu kamar
Aeris, Aeris sudah berdiri dihadapan Rhea dengan anggunnya. Aeris sang putri
cahaya begitu anggun seperti biasanya , menurut pandangan Rhea dan mungkin seluruh rakyat negri cahaya
berpendapat sama dengannya. Aeris yang menggunakan gaun biru panjang yang
membuatnya semakin cantik. Berbanding terbalik dengannya yang selalu memakai
pakaian yang tidak menunjukkan bahwa dia adalah seorang putri, dan itu mampu
membuat ia selalu tertawa. Bahkan sang raja selalu berkata pada Rhea bahwa ia
tidak tepat dikatakan sebagai adik Aeris sang putri cahaya .
“Rhea ada apa kau menghampiriku? Apa
ada yang ingin kau katakan?” tanya Aeris pada Rhea dengan tangannya
melambai-lambai di depan wajah Rhea, agar adiknya cepat menemukan kesadaran
setelah jatuh kedalam lamunannya.
“Ah..mianhae kakak. Aku hanya ingin
menyampaikan pesan dari ayah.” ucapnya .
“Pesan?”
“Ne,ayah ingin bertemu dengan kakak
sekarang juga. Jadi ,ayah menunggu kakak di aula pertemuan.”
“Mwo? Ayah ingin bertemu denganku?
Perihal apa ?”
“Mollayo, aku tidak tau sama sekali.
Aku hanya diperintahkan untuk menyampaikan ini pada kakak."
Entah mengapa Aeris menjadi sangat
takut jika harus mengingat sang raja atau tepatnya ayahnya menginginkan ia
datang menemuinya. Ketakutan semakin besar ketika tempat yang ayahnya pilih
untuk bertemu dengan putrinya adalah aula pertemuan. Dimana hanya hal yang
tidak berdasarkan keluarga dibicarakan ditempat itu. ‘Apa ada hal yang besar yang akan dibicarakan?’...
batinnya .
“kakak apa kakak melamun?” tanya Rhea
pada Aeris dengan suara sedikit keras .
“Maaf Rhea , aku tidak melamun dan
maafkan aku juga karena tadi aku mengabaikan kehadiranmu.” Ucap Aeris dengan
senyum khas miliknya .
“karena pesan dari ayah sudah aku
sampaikan , kalau begitu aku undur diri dari hadapan kakak.”
******
----Aula Pertemuan----
Ketika ia sudah sampai di aula
pertemuan itu , ketakutan Aeris semakin menjadi ketika ia melihat seluruh
menteri menghadiri pertemuan itu. Bahkan sang raja sudah duduk di singgasana
kebanggannya. Ketika ia tepat berada dihadapan sang raja, Aeris memberikan
hormat kepada ayahnya dan para hadirin di aula pertemuan itu dengan
membungkukkan badannya .
“Raja apa yang ingin anda katakan pada
saya ?” ucap Aeris pada ayahnya.
“putriku didalam pertemuan ini kau
tetap memanggilku dengan sebutan ayah , karena ini menyangkut dengan dirimu
putriku. Sebab yang akan kita bicarakan di pertemuan ini adalah tentang masa
depanmu.” Ucap sang raja .
“Masa depanku? Apa yang ayah katakan?
Aku benar-benar semakin takut ayah !” ucap Aeris pada ayahnya itu.
“Aeris apa kau tau ramalan telah
menentukan takdirmu. Dan kau tau siapa yang ramalan pilih untuk menjadi
takdirmu dimasa depan?” tanya seorang ayah pada putrinya dengan lembut, tapi
sayang suara lembut itu tidak membuat tatapan sang raja selembut suaranya.
“maafkan aku ayah, tapi apa benar
ramalan itu sudah memilih takdir untukku . Dan siapa yang ramalan pilih untuk
masa depanku ayah.?” Tanya Aeris pada sang ayah.
“Dia adalah Aedes sang pangeran
kegelapan , pangeran yang sangat haus darah dibandingkan rakyatnya.” Seketika
itu ruangan yang tadinya sepi menjadi sangat ramai dan bahkan sangat berisik .
betapa terkejutnya Aeris ketika ia harus menerima takdirnya, takdir yang bahkan
tidak pernah ia harapkan.
“Apa maksud ayah, jadi takdirku adalah
Aedes?”
“Benar putriku , dan kau harus
menentang ramalan itu putriku atau kedua
bangsa akan hancur jika kalian bersatu.”
Ketakutan semakin menjadi ketika ia
telah mengetahui semuanya, alasan sang raja ingin bertemu dengannya. Tapi
ramalan itu tidak bisa ia tentang, bagaimapun juga itu adalah takdirnya,takdir
yang sudah ditentukan untuknya. Dengan keberanian dan sedikit air mata yang ia
keluarkan ia menegaskan pada ayahnya bahwa dia akan melakukan apa yang telah
ramalan pilih .
“Ayah sebelumnya aku minta maaf tapi,
aku tidak akan menghindar dari takdirku. Seberapa besar aku menjauh , aku yakin
suatu saat aku akan terjebak kedalam takdir itu. Jadi, aku akan tetap
menjalankan takdir itu walupun nanti aku tetap hidup atau aku harus mati. Kalau
begitu ayah aku harus mengundurkan diri dari hadapanmu,permisi”. Ucapnya dengan
membungkukkan badan di depan ayahnya itu. Belum sempat ia membalikkan badan
sang raja sudah berteriak.
“Aeris berhenti ditempatmu, kau
lancang menentang perintah dari seorang raja.” Teriak raja kepada Aeris dengan
amarah yang luar biasa memuncak di hatinya . Aeris yang mendengar amarah
ayahnya segera membalikkan badannya.
“bagaimanapun juga raja kau adalah
ayahku. Tapi, yang menentang perintah adalah anda rajaku yang terhormat.”
Ucapnya menegaskan kepada ayahnya .
“Apa maksudmu Aeris ? ayah tidak
merasa menentang perintah !” tegasnya tidak mau kalah dari sang putri .
“Apa ayah benar-benar merasa tidak
menentang perintah? Ayah sudah menentang perintah dari sebuah takdir melalui
ramalan itu ayah. Jadi, ayah biarkan aku tetap melakukan apa yang telah takdir
pilih untukku, mungkin itu yang terbaik.” Ucapnya pada sang ayah didepan para
menteri dan anggota keluarga kerajaan Aeris berani berkata seperti itu, sungguh
keberanian luar biasa .
“Aeris tapi ayah melakukan ini untukmu
, untuk kebaikanmu dan karena ayah takut kehilanganmu putriku.”
Tanpa diduga suara sang raja yang
tadinya tegas , tiba-tiba saja berubah menjadi parau seperti itu. Entah kenapa
Aeris menjadi bersalah karena membuat ayahnya merasa sedih seperti itu. Tapi
Aeris sekarang berada di ambang kebimbangan karena dia harus memilih untuk
mengikuti perintah ayahnya apa harus menaati apa yang telah takdir pilih
melalui perantara ramalan itu . tiba-tiba sang raja angkat bicara kembali untuk
memberi keputusan terbaik pada putrinya itu .
“Baiklah putriku apapun yang ingin kau
jalankan , jalankanlah jika menurutmu itu yang terbaik untukmu . Ayah akan
selalu berdiri di belakangmu jadi apapun rintangannya laluilah dengan ketabahan
hati . hanya itu yang bisa ayah ucapkan untukmu.”
Ucapan sang raja membuat hati Aeris
tersentuh , hingga butiran bening itu mampu keluar dengan sendirinya tanpa ia
suruh. Inilah alasan ia selalu bangga dengan ayahnya , sang ayah selalu bijak
dalam mengambil keputusan walaupun terkadang keegoisannya mengalahkan kelembutan
hatinya. Mungkin inilah alasan sang ratu atau lebih tepatnya ibunya sangat
mencintai ayahnya hingga saat ini. Terkadang ia berfikir apa jadinya jika dia
bukan terlahir sebagai putri cahaya , mungkin ia tidak akan mendapatkan orang
tua sebaik mereka.
“terimakasih ayah , ayah selalalu
mendukungku aku sangat menyayangi ayah . ayah, kau tidak perlu khawatir ,
percayalah kalau putrimu ini mampu menjalankannya dan mampu merubah takdir ini
menjadi apa yang aku inginkan.”
Setelah Aeris memberi hormat pada ayahnya
itu ia kembali pergi menuju ke istana utama untuk menuju kekamar tidurnya. Sang
raja hanya mampu melihat kepergian anaknya yang semakin menjauh dari hadapannya
dengan perasaan takut sekaligus bangga pada Aeris karena mau menerima apa yang
telah menjadi takdirnya. ‘Putriku kau memang seorang putri sejati karena kau menggambil
keputusan yang sangat besar. Ayah bangga padamu sehingga aku harus mempercayai keberanianmu
itu putriku.’ Batin Totios sang raja.
Dalam langkahnya menuju istana utama ,
Aeris menyempatkan untuk melihat kelangit dan ternyata sinar mentari telah
digantikan oleh gelapnya malam. Aeris ingin sekali melihat langit malam dan
memandang hutan demos lebih lama lagi tapi, ia tidak ingin berlama-lama diluar
karena entah mengapa udaranya menjadi sangat dingin. Dan ia juga harus segera
tidur karena besok ia dan Rhea akan berjalan-jalan didalam hutan demos untuk
mencari kacang almond untuk membuat pelembab kulit karena musim panas akan
segera datang .
******
Dilain tempat dinegeri kegelapan
seorang pria bertubuh tegap, berkulit putih pucat tengah melihat langit yang
telah merubah warnanya menjadi warna kesukaannya yaitu warna hitam.
Dibelakangnya berdiri seorang pria yang memiliki tubuh yang tegap dan kulit
putih pucat sepertinya bahkan ia memiliki paras yang tidak jauh berbeda dari
pria itu.
“Aedes, apa kau tidak lupa hari ini
kita akan melakukan patroli.” Ucap pria itu pada Aedes, pria yang sedari tadi
berdiri menghadap langit dia adalah Aedes sang pangeran kegelapan dan pria yang
mengajukan pertannyaan padanya dia adalah Meander kakak dari Aedes.
“Apa ini sudah waktunya? Apa kita
berpatroli untuk mencari mangsa atau hanya melakukan patroli rutin di hutan
demos?” tanyanya pada sang kakak.
“iya ini sudah waktunya kita untuk
melakukan patroli, dan kita tidak berpatroli untuk mencari mangsa karena
persediaan bangsa kita masih cukup banyak . kita hanya melakukan patroli rutin
di hutan demos hanya itu yang akan kita lakukan malam ini di hutan demos.”
“baiklah kalau begitu , tunggulah aku
di aula kastil ini .”
Seketika aura dingin semakin dingin ketika
Aedes menampakkan wajahnya. Semua orang pasti tidak menyangka pria setampan
Aedes adalah salah satu pemangsa dari negeri kegelapan yang bahkan
ketampanannya mampu membuat mangsanya terjatuh kedalam dekapannya. Sudah banyak
rakyat dari negeri cahaya menjadi mangsanya , ketika mereka masih berada
didalam hutan demos. Rakyat bangsa cahaya bekerja didalam hutan itu ketika
siang hari, dan mereka yang masih berada didalam hutan itu pada malam hari akan
menjadi mangsa bangsa kegelapan. Walaupun hutan Demos adalah hutan netral
dimana didalam hutan itu tidak boleh ada pertumpahan darah.
Tapi, bangsa kegelapan memiliki cara
yang sangat cerdik untuk menikmati mangsanya. Mereka akan membawa mangsanya
dalam keadaan pingsan karena ramuan yang mereka buat untuk membuat mangsa
mereka kehilangan kesadaran ke negeri kegelapan. Dan itu adalah cara yang
paling tepat agar tidak terjadi pertumpahan darah di hutan Demos sehingga hutan
itu tetap menjadi hutan yang netral, memang sangat cerdik.
Semua orang didalam aula itu seketika
matanya tertuju pada Aedes yang datang dengan gagahnya, Aedes bisa dikatakan
menjadi yang sangat populer di negri kegelapan dibandingkan Meander kakaknya
dan itu selalu dijadikan Aedes untuk mengejek Meander sang kakak.
“kakak coba kau lihat mata mereka
sepertinya mereka mengagumi kegagahanku. Oh atau mereka terpana dengan
ketampananku?” bisiknya pada Meander dan Meander hanya membalasnya dengan
senyuman tapi....
“kenapa kau selalu merasa seperti itu
adikku? Apa kau bodoh atau kau memang tidak merasa terbebani sedikitpun dengan
apa yang telah ayah beritau padamu? Tentang ramalan itu, mereka memandangmu
karena mereka merasa kau terlalu santai menghadapi semua ini.” Ucapnya, Aedes
bukannya merasa takut apa khawatir ia malah menertawai nasibnya sendiri.
Bahkan mungkin kau akan menyukai putri
Aeris ketika kau melihatnya.” Ucapnya dengan bangga dan ucapannya itu mampu
membuat Meander terkejut.
“Aedes kau benar-benar adikkku yang
sangat bodoh, kau sebenarnya tidak pantas dijadikan seorang pangeran jika kau
ingin tau karena tampangmu yang tampan dan terlihat seperti orang yang memiliki
kecerdasan jadi ayah membuatmu menjadi seorang pangeran.” Ucapnya dan mampu
membuat Aedes tertawa . ketika Aedes bercanda atau berbicara dengan Meander dia
akan telihat seperti seorang yang ramah dan akan terjauh dari imejnya yang
dikatakan sebagai pemangsa terkejam. Tapi ketika ketenangannya terganggu ia
akan menunjukkan imej kejamnya itu.
Ketika mereka sudah berada didalam
hutan Demos dari atas pohon yang paling tinggi dihutan itu Aedes memandang jauh
kearah istana yang megah itu berharap sang putrri sedang berdiri dan memandang
hutan itu agar ia dapat melihat paras cantiknya .
“Putri Aeris aku ingin segera bertemu
denganmu, takdir terindahku.”
Dengan rasa penasaran yang memuncak
didalam hatinya akan paras dari putri cahaya . Aedes segera turun dari puncak
pohon itu, dan segera menuju istana utama dimana sang putri tinggal. Tanpa sepengetahuan
dari sang kakak meander dan para prajurit ia terus berjalan mendekat ke arah
perbatasan hutan demos dan kerajaan bangsa cahaya.
Ketika ia telah sampai di depan
gerbang kerajaan bangsa cahaya . Aedes segera menuju istana utama , tapi ketika
ia akan melangkahkan kakinya untuk masuk ke kerajaan . Ia harus menghentikan
langkahnya karena ada 5 orang penjaga yang menjaga gerbang tersebut . Tekad
Aedes yang sudah bulat untuk melihat paras cantik sang putri. Membuatnya harus
memutar otak sehingga ia memutuskan untuk menaiki benteng yang tinggi itu.
Rencananya membuahkan hasil, Aedes
dapat masuk dengan mudahnya kedalam daerah kekuasan totios. Daerah itu sangat
sepi ketika malam datang. Hanya para penjaga yang berlalulalang di malam yang
dingin itu . Aedes terus melangkahkan kakinya untuk menuju ke istana utama.
Belum sampai ia melangkah menuju istana utama seseorang menepuk pundaknya dari
belakang.
“Maaf tuan apa yang anda lakukan
diluar jam malam ini? Dan mengapa badan tuan begitu dingin?” tanya penjaga pada
Aedes .
Entah apa yang harus ia jawab, tapi
sepertinya penjaga ini tidak mengenalinya . Bahwa ia adalah pangeran kegelapan.
‘ jam malam? Apa dinegeri cahaya ini
diberlakukan jam malam ? sungguh negeri yang sangat rumit. Tapi apa yang harus
aku jawab untuk meyakinan penjaga ini? ’ batinnya bertanya.
“Tuan , ini sangat tidak baik kalau
anda keluar ketika jam malam seperti ini. Karena bangsa kegelapan sedang
berpatroli rutin didalam hutan demos.”
“tapi aku hanya ingin membuat badanku
menjadi hangat dan mengeluarkan keringat. Bukankah anda tau kalau badanku
sangat dingin? lagipula aku tidak akan berjalan menuju hutan demos tuan. Aku
hanya akan berjalan berkeliling mengitari istana sang putri. ” ucapnya
meyakinkan sang penjaga.
Hatinya bergetar menunggu jawaban dari penjaga itu.
Apakah sang penjaga percaya akan kata-katanya atau dia akan curiga dan akan
menangkapnya. Tapi jika penjaga itu tidak mempercayai kata-katanya dengan
terpaksa Aedes harus membunuh penjaga itu.
“baiklah tuan , tapi dengan satu
syarat ketika lonceng sudah berbunyi segera kembali kerumah anda.”
Hatinya berteriak akan kemenangan yang
ia peroleh dari jawaban sang penjaga . tapi sejujurnya hatinyapun menangis
karena apakah ia mampu melihat paras cantik sang putri atau tidak. Karena
selama ini ia hanya mendengar dari penglihatan orang lain ,bukan melihat dengan
matanya sendiri. Walaupun begitu , ia memberanikan diri bertanya pada sang
penjaga dari kelima jendela diistana itu mana yang merupakan kamar sang putri.
“Tuan apakah aku boleh bertanya ?”
ucap Aedes pada sang penjaga .
“Tentu, apa yang ingin anda tanyakan
pada saya tuan?”
“Karena anda adalah parajurit dari
kerajaan ini tentu anda tau dari kelima jendela yang menghiasi istana itu, mana
yang merupakan jendela kamar dari putri Aeris? “ tanya Aedes tanpa ragu pada
sang penjaga.
“Oh apa kau benar-benar ingin
mengetahuinya? Sebenarnya tidak sulit untuk mencari yang mana jendela kamar
putri Aeris.”
“Benarkah? Apa tidak sesulit itu
tuan?”
“Benar, putri Aeris sangat menyukai
pemandangan di hutan Demos. Sehingga ketika ia terbangun dari tidurnya sang
putri akan melihat ke arah hutan Demos”. Ucap sang penjaga kepada Aedes.
Entah karena ucapan sang penjaga yang
terlalu rumit, atau karena Aedes yang tidak mengerti akan ucapan sang penjaga.
Aedes hanya menatap sang penjaga dengan tatapan bingung.
“Apa tuan tidak mengerti dengan arah
pembicaraan saya? “ tanya sang penjaga pada Aedes.
“Ya! Saya tidak mengerti sama sekali.
Apa anda bisa langsung keinti dari pembicaraan ini?” ucap Aedes dengan amarah
yang ia tahan.
“Baiklah, lihat ke arah barat. Jendela
itu adalah jendela yang hingga sekarang lampunya masih terjaga itu adalah kamar
sang putri. Sebelum ia tidur ia akan membaca sebuah buku karena itu adalah
rutinitas rutin sang putri tuan.” Ucapnya menjelaskan kepada Aedes.
“Sekarang saya mengerti, kalau begitu
terimakasih atas penjelasannya dan saya undur diri.”
*******
Aedes kembali melangkahkan kakinya
menuju arah istana. Ternyata diistana utama penjagaan tidak terlalu ketat
sehingga ia mampu berjalan dengan santainya ke arah jendela kamar sang putri.
Ketika Aedes tepat berada dibawah jendela sang putri, Aedes kembali memikirkan
cara untuk dapat melihat sang putri didalam kamarnya itu. Aedes segera menaiki
pohon yang berada tidak jauh darinya dengan penuh semangat dan hati yang
berdebar-debar.
Sesampainya didepan jendela sang putri
, mata Aedes terpana dengan kecantikan Aeris yang sedang membaca buku
dimejanya. Ternyata apa yang dikatakan penjaga di istananya semuanya benar.
Bahwa sang putri cahaya benar-benar cantik. Bahkan sekarang Aedes ingin segera
memiliki Aeris agar sang putri tidak akan bisa menjadi milik siapapun selain
dirinya. Sekarang yang ada dibenaknya hanya Aeris , walaupun ia tau jika suatu
saat ia dan Aeris bersatu mungkin banyak yang akan menentangnya.
Tapi ia akan berusaha semampu mungkin
agar semua orang baik bangsa kegelapan ataupun bangsa cahaya bisa menerima
cinta mereka berdua. Tapi bukan maksud Aedes egois akan cinta yang mulai tumbuh
dihatinya dan tidak mementingkan kekhawatiran yang muncul dikerajaannya. Tapi
ia hanya ingin membuktikan bahwa apa yang dikatakan ramalan tentang takdir
mereka itu salah. Aedes akan membuktikan bahwa ketika ia bersatu kutukan ini
akan musnah , karena ia percaya bahwa cinta sejati itu mampu menghancurkan
kutukan bagi kedua bangsa ini.
Kebenaran yang tersembunyi dari kedua
bangsa ini ialah sebenarnya dulu bangsa kegelapan dan bangsa cahaya adalah bangsa
yang damai. Bangsa kegelapan bukan bangsa yang takut akan sinar matahari, dan
bangsa cahaya bukan bangsa yang takut keluar ketika malam hari. Semua itu
berubah ketika pangeran Aeden dan putri Krisya bersatu dan cinta mereka harus
terkubur dengan kutukan yang menyebabkan perbedaan itu.
Ketika kutukan itu muncul putri Krisya
harus mati ditangan Aeden karena kutukan itu membuat sang pangeran menjadi
sangat haus darah. Tapi entah mengapa setelahnya Aeden pun meninggal. Sungguh
takdir yang sangat rumit diantara mereka. Sehingga bangsa kegelapan dan bangsa
cahaya menjadi musuh bebuyutan hingga sekarang. Kutukan ini membuat kedua
bangsa ini menjadi bangsa yang bertolak belakang.
Aedes terus memandang sang putri
dengan takjubnya. Tanpa ia ketahui ternyata Aeris juga sedang menatapnya dengan
takjub. Aeris berjalan mendekati jendela kamarnya dan sesegera mungkin membuka
jendela kamarnya. Dan hal itu membuat Aedes terkejut karena kini pandangan
mereka bertemu dengan jarak hanya lima langkah dari pohon itu.
“Siapa kau dengan beraninya mengintip
jendela kamar seorang putri?” tanya Aeris pada Aedes.
Entah mengapa Aedes menjadi diam
membisu tanpa mampu mengucapkan satu katapun. Walaupun ia berusaha agar ada
kata yang mampu keluar dari mulutnya tetap saja itu tidaklah mudah. Karena
hatinya berdetak dengan kencang dan ini adalah kali pertamanya ia melihat paras
cantik sang putri dengan begitu dekatnya.
“Hai, apa kau tidak mendengar apa yang
aku katakan. Apa aku harus memanggil penjaga agar kau dihukum karena lancang
mengintip putri dari negeri ini.”
“Eh... jangan lakukan itu kumohon aku
melakukan ini karena permintaan dari istriku.” Ucapnya bohong agar ia tidak
ditangkap oleh penjaga.
“Istri anda? Kenapa istri anda meminta
permintaan yang sangat mengancam keselamatan anda?”
“Yang mulia putri istri saya sedang
mengandung tentu ia akan meminta hal yang sangat aneh kepada suaminya, suatu
saat anda juga akan merasakannya.” Bohongnya sekali lagi kepada Aeris.
“Apa benar ? apa semua yeoja akan
merasakan itu ketika mengandung” tanya Aeris pada Aedes.
“Tentu putri.”
“Tapi apa mungkin aku bisa merasakan
hal itu? Karena mungkin saja aku tidak akan pernah bisa merasakan mengandung.
Karena kau tau aku akan beersatu dengan Aedes sang pangeran kegelapan. Mungkin
ketika aku bersatu dengannya aku akan menjadi mangsanya.”
Seketika ucapan Aeris membuat hati
Aedes menjadi sedih, apa itu yang ada dipikirannya. Setakut itukah Aeris
padanya , sehingga ia tidak mengharapkan untuk bersanding dengannya. Entah
mengapa ia menjadi sedikit marah tapi ia harus menahan amarah itu karena
sekarang tidak ada yang tau kalau ia adalah sang pangeran kegelapan yang
menyelinap masuk ke dalam kerajaan ini.
“Putri, aku percaya suatu saat anda
bisa mengandung buah hati kalian. Karena tuan Aedes tidak sekejam itu. Bahkan
anda tau putri ketika aku menjadi tawanan bangsa kegelapan tuan Aedeslah yang
menyelamatkanku. Dan ia juga bahkan ketika diberitau oleh sang raja bahwa ia
akan bersanding dengan anda ia bahkan sangat bersyukur. Asal anda tau putri dia
telah melihat anda , melihat paras cantik anda putri. Dan dia bertekad akan
memusnahkan kutukan ini sehingga anda tidak akan menyesali takdir ini. Itulah
yang dinamakan cinta sejati putri.”
Ucap Aedes panjang dengan kejujuran
dari dalam hatinya dan sedikit kebohongan yang ia katakan agar Aeris dapat
mempercayai cintanya. Cinta yang tulus yang telah tumbuh dari dalam hatinya,
hati terdalamnya. Karena ia bersumpah mulai sekarang tanpa sepengetahuan Aeris
ataupun jika suatu saat Aeris harus mengetahuinya ia bertekat akan menjadi
perisai untuk Aeris.
“Benarkah? Apa benar anda pernah
menjadi tawanan bangsa kegelapan? Tapi bagaimana bisa Aedes melepaskan anda?”
“oh itu saya hanya mengatakan kalau
saya memiliki istri yang sedang mengandung, dan saya juga berkata padanya
bagaimana jika nanti ketika anak saya terlahir dia tidak memiliki ayah? Dan
anak saya nanti akan merasakan iri kepada teman-temannya. Dan akan mengutuk
kematian saya .”
“Jadi setelah anda bercerita seperti
itu Aedes segera membebaskan anda?” tanya Aeris kembali.
“tentu, karena sebenarnya tuan Aedes
memiliki sisi lembut didalam hatinya putri.”
“ahahahah... sisi lembut , baiklah dan
terimakasih karena ceritamu tuan hatiku menjadi sedikit agak tenang. Lebih baik
anda segera pulang karena lonceng akan segera berbunyi.”
Ketika Aedes sudah turun dari atas
pohon itu dan akan berjalan kembali menuju hutan demos. Ia terus teringat akan
kata-kata,tawa,dan wajah cantik Aeris yang ia lihat tadi. Kini Aedes sudah
berada didalam hutan demos, penjagaan yang begitu ketat membuat Aedes harus
menggunakan ramuan dari klannya agar para penjaga tertidur.
******
Dari kejauhan terlihat Meander yang
tengah kebingungan dengan para prajurit bangsa kegelapan disampingnya. Dengan
tampang tanpa dosa Aedes berjalan kearah Meander dengan senyum yang terus
mengembang dibibirnya. Tanpa memperdulikan tatapan Meander yang menusuk. Ia
terus berjalan ke arah sang kakak.
“Aedes dari mana kau ? kami sangat
khawatir. Dari tadi kami mencarimu hingga mendekati perbatasan negeri cahaya.”
Tanya Meander dengan nada marah sekaligus khawatir dengan keselamatan adik
satu-satunya itu.
“Aku hanya berjalan-jalan didalam
negeri cahaya dan menemui putri cahaya bahkan berbincang-bincang dengannya.”
Jawab Aedes dengan santai .
“Mwo? Apa kau gila? Itu sangat
berbahaya Aedes.” Ucap Meander dengan marah.
“Tapi sekarang kau tidak perlu
khawatir kakak, aku sekarang ada dihadapanmu. Dan lagi aku sangat senang karena
Aeris benar-benar cantik.”
“Aku tidak peduli, lebih baik kita
kembali ke negeri kita. Atau sinar mentari akan membakar kita semua jika kita
berada lama dihutan demos. Ini semua karena kamu”
“ahahah ... aku yakin jika kau
melihatnya mungkin kau juga akan terpesona dan akan melupakan semua pikiran
itu.”
“diamlah Aedes.”
Sebelum
Meander , Aedes dan para prajurit kembali ke negeri kegelapan. Meander
terus melihat kearah istana dimana sang putri Aeris tinggal. Sejujurnya
ia juga memiliki rasa penasaran yang luar biasa akan paras sang putri.
Tapi entah mengapa ia selalu mengubur dalam-dalam rasa penasarannya itu. Tapi kini ia merasa kalau sekarang adiknya sangat beruntung karena telah melihat paras cantik Aeris.
Pikirannya terus terngiang akan ucapan Aedes tadi , entah mengapa ada perasaaan tidak ikhlas dalam hatinya. walaupun begitu ia tidak bisa mengartikan perasaan yang mengganjal dalam hatinya. Ia merasa tuhan tidak adil terhadap takdirnya. yang ia inginkan adalah sebuah cinta yang bisa membuat hatinya tenang, damai hanya itu yang ia inginkan.
Setelah sekian lama ia menantikan sebuah cinta yang ia harapkan melalui perantara ramalan. ternyata tidak hanya tuhan yang tidak memihaknya ternyata ramalanpun begitu. Aedeslah yang mendapatkan cinta terlebih dulu dibandingkan ia sebagai seorang kakak.
tidak hanya persoalan cinta yang membuat ia merasa tidak adil. Tapi tahta kerajaan, keluarga membuatnya merasa tidak adil. bagaimana tidak dia adalah seorang kakak tapi yang dinobatkan sebagai pangeran mahkota adalah Aedes. di keluarga Aedeslah yang diprioritaskan nomor satu oleh sang ayah. apa yang diinginkan sang adik selalu diberikan oleh sang ayah , tapi ketika Meander yang meminta justru disepelekan.
Hanya sang ibu yang dapat memberkannya perlakuan adil. Hanya kepada sang ibu Meander dapat menceritakan keluh kesahnya, mencurahkan keinginannya . Tapi sayang kini sang ratu telah meninggalkan meander untuk selamanya . sehingga ketidak adilan muncul didalam takdirnya.
"kakak apa kau sedang memikirkan ucapanku tadi? apa kau ingin melihat sang putri? bukankah sudah kukatakan jika kau melihatnya mungkin kau akan terpana."
"Aedes bisakah kau berhenti bicara . Kau membuatku pusing"
"baiklah".
‘
Benarkah seperti itu? Jika aku melihat sang putri aku akan terpesona? Benarkah
seperti itu? Tapi itu tidak akan terjadi karena selamanya bangsa cahaya adalah
musuh dari negeri kami. Negeri kegelapan, karena ulah bangsa mereka kami bangsa
kegelapan mendapatkan kutukan yang sangat menjijikan seperti ini. Aku bersumpah
tidak akan merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan Aedes saat ini. ’
------------TBC---------------
Kepanjangan ga sih? Atau malah
kependekan ? Jangan lupa ya buat ninggalin jejak , tapi gak ninggalin jejak gak
papa ! ini merupakan karya iseng aku yang selalu terngiang-ngiang dipikiran aku
, sebenernya masih ada lagi FF yang aku buat dan castnya donghae tapi bingung
mau disebarin apa gak ? ini aja belum tentu responnya bagus... soalnya jarang
ada yang suka sama ff genre fantasy. Biasanya juga bikin FF genre romance cuman
kayaknya bikin yang genre fantasy sebuah tantangan tersendiri. jadi mohon
bantuannya , tolong kasih saran :) RCL *Bow*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar